Zona Aman atau Nyaman?
Sore hari dibeberapa waktu lalu sebelum hujan membasahi
Banjarmasin, gue mampir ke kedai Kopi Pelataran punya teman gue si Obob. Memesan segelas es
Kopi Pelataran yang merupakan minuman favorit tiap ke tempat ini, lalu memesan
indomie goreng + telur + sayur, dan + rasa kelaparan karena dari siang belum
makan berat.
Kalian tahu hal menyenangkan apa yang bisa dilakukan ketika datang ke kedai kopi yang lagi sepi dan kita bisa duduk di depan bar sambil menunggu kopi selesai
disajikan barista? Ngobrol.
Obrolan kami dibuka ketika Obob menaruh paper filter ke dalam V60.
“Dit, gue salut sama lo.”
Dalam hati gue bersyukur dia nggak bilang suka sama gue.
“Maksudnya?” tanya gue heran.
“Lo punya kerjaan yang bisa dibilang tetap sebagai guru dan
kalau gue boleh definisikan itu adalah zona aman.” Lalu dia lanjut membasahi
paper filter dan siap memasukan bean robusta yang gue lupa namanya ke dalam
grinder. “Dan lo juga berada di zona nyaman sebagai penulis, masih bisa
menyalurkan hobi kan?”
“Iya sih, tapi ngerjain yang nomer dua masih tipis-tipis.
Hhe...”
Nggak lama indomie goreng bersama telur ceplok dan
sayur-syuran muncul dari balik pintu, bersama aroma khas yang siapapun gak bisa
menolak. Sambil menikmati indomie goreng dan menunggu kopi gue selesai, obrolan kami
semakin menarik tentang zona aman dan zona nyaman.
Kata Obob zona aman itu adalah ketika kita merasa tidak ada
beban sama sekali didalam pekerjaan, kita merasa semua baik-baik saja, gajih yang kita dapat tiap bulan pasti tidak ada rasa khawatir. Ibaratnya pekerjaan yang kita lakukan tiap hari
gitu-gitu aja dan minim resiko, kayak film yang sudah direkam dan kita tinggal memutarnya tiap
hari. Simpelnya kita tidak akan hawatir akan kehilangan pekerjaan.
Gue yang berprofesi sebagai guru, walau cuman honor tapi
bisa dibilang pekerjaan gue cukup aman karena tidak ada kontrak apa-apa, selama
gue menjalani tugas dengan benar maka posisi gue akan baik-baik saja.
Enak kan ya? Enggak juga sih sebenarnya, justru ada rasa
bosan saat berada di zona aman. 24 jam selama lima hari gue melakukan aktivitas
yang sama, dan pekerjaan utama ini membuat gue harus meninggalkan atau
mengurangi zona nyaman selama ini. Hal yang selama ini membuat gue benar-benar senang;
menulis. Dan akan tiba masanya kita akan meninggalkan hal yang membuat kita nyaman.
Gue pernah merasa goyah, berniat untuk pindah dari zona aman kembali menuju zona nyaman gue. Tapi... setelah itu gue bertanya-tanya pada diri gue sendiri.
“Kira-kira ketika gue pindah dari tempat aman ini dan memulai lagi dari nol untuk zona nyaman, apakah hidup gue selanjutnya bakalan seenak ini?”
Nggak alam kopi pesanan gue selesai, tapi obrolan asik gue dan Obob masih berlanjut.
Kata dia. Berbeda hal ketika seseorang sudah berada di zona nyaman
terlebih dahulu, terkadang karena terlalu larut mereka tidak memikirkan untuk pindah ke zona aman
(memiliki pekerjaan tetap misalnya). Terlalu menikmati setiap hal yang mereka lakukan dalam
pekerjaannya padahal itu bukan zona aman mereka.
Harusnya kita juga memikirkan
untuk berada di zona aman, karena tidak ada yang bisa menjamin ketika seseorang
sudah terlanjur merasa nyaman. Bisa saja tiba-tiba ngilang pas terlanjut nyaman.
Eh, gimana, gimana...
Setahun lalu, gue pernah berencana ingin berhenti mengajar
dan mencoba pekerjaan baru. Yap setahun lalu, gue masih ingat banget. Ada
beberapa tawaran pekerjaan yang cukup menarik dan berhubungan dengan passion gue.
Tawaran datang bukan hanya datang dari teman-teman, tapi
juga melalui email yang memberikan tawaran bisa kerja di rumah. Namun setelah
sempat satu tahun berhenti menulis dan nggak bikin apa-apa di 2017. Saat itu
gue benar-benar melalui proses yang cukup panjang untuk bisa berdamai dan tahu
tentang apa yang gue butuhkan. Sampai akhirya gue benar-benar tahu bahwa karya
adalah hal yang selalu gue inginkan. Sebuah penyaluran emosi melalui kata-kata setelah
pengingkaran terjadi.
Ditahun ini gue coba pelan-pelan memulai lagi dengan tetap mengutamakan pekerjaan utama, mengatur waktu antara pekerjaan dan karya, bikin
konten yang insya Allah bermanfaat.
Salah satu yang coba gue seriusin adalah instagram.
*pantesan jomblo dit, gak mau serius sama cewek*
SERAH!!!
Gue memanfaatkan fiture insta stoy (inget ya insta story
bukan snap gram atau sejenisnya) sebagai tempat membahas fiture-fiture dan info terbaru tentang instagram, tools editing foto/video, dan apa aja yang berhubungan dengan
instagram. Dan kalau kalian mau liat udah gue bikin sorotannya kok di profile. Btw, follow instagram gue @adittyaregas ya hhe...
Ok. Balik soal zona aman dan zona nyaman. Ini adalah
definisi zona aman dan nyaman menurut gue...
Akan selalu ada orang yang merasa kurang dalam pekerjaanya,
entah itu dari segi materi atau hasrat yang tidak pernah dikeluarkan. Entah itu
dari segi lingkungan atau sudah merasa tidak cocok.
Namun bagi gue definisi dari zona aman dan zona nyaman dalam adalah tentang rasa nyaman.
Hal yang gue cari selain salary, ya gue gak munafik, kalau emang salary cocok pasti gue jalani.
Menurut gue rasa nyaman yang hadir dari lingkungan kerja
membuat gue benar-benar betah, bisa dilihat dari saling mengerti dan memahami, bisa
juga dari saling menjaga dan melindungi satu sama lain, seperti keluarga.
Karena gue mengajar di Sekolah kejuruan, gue selalu bilang
ke siswa yang mau magang. Ketika kamu bekerja disebuah tempat entah itu
perusahaan kecil atau besar, sebisa mungkin cari tempat yang nyaman, kenali lingkungan sebelum mulai bekerja kalau bisa. Selain itu gue juga suka bilang selalu kasih yang terbaik di tempat
bekerja, selain rasa nyaman. Tunjukan kamu yang
terbaik dari mereka dalam artian bersainglah secara sehat. Caranya tunjukkan sisi terbaik dari kita, tonjolkan hal berbeda dengan cara kita sendiri.
Semisal punya softskill
dalam hal fotografi, editing video, desain grafis, dan apapun maka coba manfaatkan
kelebihan itu. Karena setiap orang pasti punya kelebihan masing-masing, tinggal bagaimana
kita mau atau tidak untuk bertindak dan improv.
Jangan pernah merasa rugi atas usaha yang pernah kita coba.
Karena nih gak sedikit orang yang tidak memanfaatkan apa yang dia miliki selalu
ada berkata “Ah, males kan bukan kerjaan
gue” True?
"Boleh bermain di zona aman tapi ingat jangan sampai game over. Dan boleh tidak bermain di zona nyaman karena kamu sudah menang." - Iza Obob.
Oiya, yang mau mampir ke kedai dan ngobrol sama Obob nih gue kasih link instagram kedai nya, kalli aja mau santai ngopi sambil ngobrol Pelataran Coffee.
Jadi sudah berada di zona mana kalian sekarang? Gimana juga definisi
zona aman dan nyaman fersi kalian? Share dikolom komentar ya.