Untuk Sahabat Yang Hilang
Bismillah...
Kemarin,
gue baru aja ngadain buka puasa bersama teman-teman SMP. Sudah tiga tahun ke
belakang, gue selalu jadi ketuplak buat acara ini. Awalanya, sih, gue cuman
suka ngumpul-ngumpulin temen, bicaraain masa-masa konyol ketika berseragam
putih-biru.
Kenapa
SMP? Karena disitulah gue merasa benar-benar punya kenangan manis, yang serba
pertama. Mulai dari pertama ngerasain MOS (Menyulitkan Orangtua Siswa), masuk
ruang BK pertama kali, dan yang pasti ngerasain jatuh cinta.
Tapi
kali ini, gue bukan mau ngomongin soal cinta pertama. Gue mau cerita tentang
seorang sahabat, sahabat pertama gue di SMP. Sahabat yang diacara buka puasa
bersama kemarin gak datang.
Namanya
Icha, iya dia anak cewek. Sewaktu kelas dua, gue sering liat Icha karena kelas
kami bersebelahan, gue di kelas 2A, sedangkan Icha di kelas 2B. Tapi kami baru
saling kenal di kelas 3, karena satu kelas, yaitu di kelas 3A.
Awalnya
gue sempat mengira, Icha adalah tipikal cewek yang milih-milih teman. Karena
yang gue tahu nih, selama di sekolah, dia cuman sering keliatan bergaul sama
anak-anak yang punya tingkat popularitas di sekolah.
Dan
ternyata gue salah, setelah gue kenal dia, dan saling mengaku kalau kami adalah
sahabat.
Gue
mulai akrab dengan Icha, waktu lagi ramenya Friendster.
Oke, mungkin buat kalian generasi cabe-cabean, yang baru mengenal facebook dan
twitter, merasa asing mendengan nama: Friendster.
Jadi
nih Friendster atau yang sering
disebut FS, adalah jejaring sosial yang sangat terkenal ditahun 2000-an. Dan
karena kehadiran FS lah, spesies baru bermunculan yang sekarang di kenal dengan
bahasa ilmiah 4L@y3r’s, sebelum cabe-cabean dikenal.
Nah,
karena Fs lah, gue jadi masuk dalam golongan anak populer di SMP gue. Gue
sering nulis testi (status kalau di facebook) cinta-cintaan, yang bisa bikin
cewek kejang-kejang kesurupan, dan yang pasti gue sering upload foto editan gue
sendiri di FS.
Ya…,
gue dulu adalah seorang fotogenic. Di
SMP gue lagi masa puber, jerawat bertebaran penuh di wajah, dan salah satu cara
aman biar bisa tetap temenan sama cewek cantik di FS, pasang foto profle se unyu mungkin.
Alhasil,
setiap ke warnet selain buat main Fs, gue juga sering buka situs picnik.com
buat ngedit foto gue, biar keliatan unyu abis. Dan kampretnya, gue bangga
banget waktu zaman itu, dengan foto-foto 4L@y yang gue buat.
Mungkin,
ini yang disebut konyol, dimana pada saat kita SMP merasa keren, lalu pas SMA
liat anak SMP kelihatan alay, dan saat SMA merasa sudah paling dewasa, lalu saat
Kuliah liat anak SMA sok dewasa banget.
Karena
FS gue update banget dan jadi populer,
anak-anak di kelas jadi minta diajarin. Gimana caranya biar keliatan keren
didunia maya, lewat FS, gimana caranya ngedit foto, biar keliatan unyu. Dan
sekarang gue baru sadar, kalau dulu pernah bikin sesat anak orang.
Dan
disinilah gue mulai kenal Icha. Icha ternyata juga ikutan dalam pengikut gue
waktu itu, jadi setiap pulang sekolah, kami rame-rame sekitar 15 orang, pergi
ke warnet dekat sekolah. Biasanya satu box, ada 3-5 orang, kebayang banget
gimana suasana box warnet yang penuh dengan anak-anak yang kepengen gaul (baca:
alay) ribut dalam satu box.
Gue
ingat banget, waktu Icha minta dibikinin FS, waktu itu gue tanya dia mau pakai
nama apa di profile Fs dia.
“Ini
mau apa nama Fs nya?” tanya gue, yang waktu itu belum akrap dengan Icha.
“Apa
yah?” Icha melihat kelangit-langit warnet “Ahh, Ich4 Ch13 MmaniEzzz’5 aja deh.”
“Gak
ditambahin j3mbhat@n 4nChol sekalian?”
Dan
saat itu, gue pertama kali liat Icha ketawa. Cieee..., tangan kiri Icha nutup
mulutnya yang lagi ketawa sambil ngomong manja “Ihh…, apaan sihh.” Sedangkan tangan
kanannya, dorong-dorong gue ke dinding penyekat box warnet disebelah, makin
lama dorongan Icha makin kenceng, dan gak lama sekat antar box warnet tadi
jebol, -__________-“.
Sejak
kejadian itu dan berjalannya waktu, kami jadi makin akrap. Kami sering
komunikasi via SMS, tapi jarang ngobrol langsung di sekolah. Gak ada alasan
pasti kenapa kami jarang ngobrol di sekolah, cuman bisa, Saling Memahami.
Setelah
lulus SMP, gue dan Icha pisah ranjang sekolah. Gue masuk di sekolah SMK
Muhammadiyah 3, dekat rumah karena nilai kurang. Sedangkan Icha sekolah
di SMA Sabillal. Walaupun kami beda sekolah, tapi kami masih sering komunikasi
via SMS. Kenapa gak via FS? Karena kami sudah sadar kalau FS hanya membuat
derajat kami sebagai manusia akan merendah, dan jadi salah gaul.
Pas
SMA Icha juga sering main ke rumah gue, layaknya anak baru gede. Hal-hal yang
kami ngomongin gak lepas dari lima huruf, yaitu: C-I-N-T-A. Cintaaaahhhhhhh!!!!
*tebar nafas naga*
Icha
sering curhat tentang gebetan atau pacar-pacar barunya. Iya, Icha emang sering
banget putus nyambung kayak layangan. Entah sudah berapa lusin cowok yang sudah
diceritain ke gue, sampai-sampai gue baru sadar kalau dia juga sempet PDKT sama
kakek tetangga.
Sebenarnya
Icha punya kriteria yang simpel, yang kebanyakan cewek mau: pengin punya cowok
yang selalu setia setiap saat (kayak rexona), selalu ada disaat dia butuh
(mas-mas delivery KFC) dan kriteria terakhir terakhir Icha, cowok itu gak harus
punya banyak uang, tapi cukup…, cukup punya mesin cetak uang. Hmm…., realistis.
Icha
punya banyak cerita cinta cowok, berbanding terbalik dengan gue, yang waktu itu
cuman punya cerita satu cewek, dan kampretnya sampai sekarang. Yaitu, Dia
(mantan pacar – yang sering gue ceritain disini). Yang sudah membuat nama Regas
berubah menjadi: Remaja Galau Selalu. *sakitnya tuh disini*
Ditengah
ke-galau-an gue, Icha sebagai sahabat yang baik ngejodohin gue sama teman
deketnya di SMA Sabillal, katanya biar gue bisa move on. Namanya Kety, cewek
yang tomboy tapi manis (sebelumnya gue nulis: "Namanya Kety, cowok yang tomboy tapi manis" asli typo gue parah banget). Tapi sayangnya itu gak berlangsung lama, walaupun kami
sempat jadian, setelah putus gue masih aja suka mikirin Dia, bahkan saat
menjalin hubungan dengan Kety.
Dihari-hari
selanjutnya, lama kelamaan kami sudah tahu kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Dan kampretnya tidak ada kata sungkan-sungkan diantara kami. Gue
biasa pinjam duit ke Icha, dan Icha sering jadiin gue babunya, ya, persahabatan
kami udah kayak majikan sama pembantu. Gue dan Icha sudah saling tahu
perjalanan hidup masing-masing baik dari masalah percintaan, keluarga, dan
kebiasan-kebiasaan lainnya.
4th
berselang, sejak awal SMP kelas 3 dan akhir SMA kelas 3. Tidak ada yang berubah
dari kami berdua. Gue masih ingat, waktu masih SMP gue sering liat teman-teman
gue yang di sekolah selalu ber-kelompok dan suka foto bareng lalu nulis di
fotonya “best friend forever” nyatanya itu gak bertahan setelah mereka kenal
masa putih-abu.
Iya,
gue yakin kalian pasti pernah menjalani fase ini. Fase dimana terlalu sering
saling mengakui sahabat sejati satu sama lain, tapi hilang saat punya teman
baru. Dan ajaibnya, kami bukan tipe yang seperti itu.
Gue
ingat banget, waktu Icha study tour
ke Bali, pulang dari Bali dia bawain gue oleh-oleh baju kaos dengan gambar
Jerry si tikus di belakangnya. Waktu gue lagi jalan-jalan Muara Teweh, kotak dimana
dulu gue sekolah SD disana, gue gak lupa bawain Icha gelang khas orang dayak.
Dan hal yang selalu gue ingat, adalah saat gue punya uang banyak, yang gue
dapat dari ngepet gajihan ngelatih PMR, gue selalu ngajak Icha buat
nonton bareng atau sekedar neraktir dia makan.
Kalau
boleh gue jujur, salahsatu alasan kenapa gue kalau jalan-jalan ke Mall selalu
sama Icha, biar gue gak dikira jomblo. Maklumlah, efek suka ngingetin mantan
pacar….
Gue
sih gak pernah takut kalau kami sering dikira pacar, hanya saja gue takut Icha
gak kayak gitu *nyesekkk*. kebanyakan orang yang sahabatannya, cewek sama cowok
berakhir jadian, gue dan Icha gak pernah sedikitpun timbul rasa itu. Jujur aja,
gue juga bingung kenapa jadi gak ada. Gue justru merasa nyaman dengan keadaan
kami kayak gini, begitu juga dengan Icha. Ini baru namanya sahabat. :)
Tapi
sayangnya, setelah kami kuliah dan masing-masing kami sudah mendapatkan
pasangan, komunikasi kami berdua jadi makin jarang.
Tepatnya
gue yang mulai, awal masuk kuliah, gue jadian sama PRP (Power Ranger Pink),
setelah menjalani hubungan dengan PRP gue mereasa hidup gue penuh warna, gak
cuman galau, tapi juga senang karena sudah ada yang merhatiin gue tiap hari,
ada yang gue perhatikan juga tiap hari.
Sedangkan
Icha, waktu pertama masuk kuliah, gue ingat banget. seharusnya gue ada kelas
pertama di kampus baru, tapi siang itu, gue malah kabur ke KFC kantor Pos cuman
mau nemenin Icha yang baru aja kelar kuliah dihari pertamanya. Icha cerita
kalau dia ditunjuk jadi ketua kelas, gue yang waktu itu lagi minum mocha float, mendadak semuanya keluar
dari hidung. Kaget, sekaligus ketawa ngakak.
Setelah
dua semester dilalui, gue makin sibuk, sibuk kuliah dan sibuk ngurusin hubungan
gue dengan PRP. Layaknya juga sepasang kekasih, gue dan PRP juga sering
berantem, tapi disini gue jarang banget curhat ke Icha, sahabat gue sendiri.
Alasannya, cukup aneh sebenarnya tapi gue yakin kalian juga pasti ngerti.
Pertama,
gue gak mau cerita terlalu banyak ke Icha tentang kejelekan PRP, karena
ujung-ujungnya Icha malah nyalahin gue, simpelnya, karena dia juga cewek, gak
mau sesama cewek disalahin cowok. Kedua, PRP bukan tipe orang yang suka urusan
pribadi diumbar-umbar, walau sedeket apapun gue sama Icha, gue pasti lebih
menghargai apa yang pacar mau ketimbang sahabat. Dan ketiga…, Icha juga sudah
menemukan pangerannya.
Saat
gue lagi bertengkar sama PRP, dimalam minggu, gue pergi ke Taher Square tanpa
sepengetahuan dia. Waktu itu kebetulan lagi ada ulangtahun komunias Android
Banjarmasin, dan gue kenal sama mereka, jadi selain alasan pertemanan antar
komunitas, gue juga lagi nyari hiburan buat ngilangin stres.
Lagi
asik nonton acara hiburan Stand Up Comedy Banjarmasin, yang kebetulan jadi
bintang tamu hari itu. Tiba-tiba HP gue bergetar, ada Chat masuk dan itu dari
Icha.
From Icha
Dit, katanya di Taher Square lagi ada Stad Up ya?
Dit, katanya di Taher Square lagi ada Stad Up ya?
Send Icha
Iya nih, buruan kesini, mumpung belum habis.
Iya nih, buruan kesini, mumpung belum habis.
From Icha
Okehh!
Okehh!
Seketika
gue merasa lega, akhirnya gue punya teman juga disini. Dari tadi gue dihina
jomblo sama teman-teman komunitas Andorid karena datang sendirian, tapi dengan
kedatangan Icha, paling tidak gue bisa sombong dikit hahaa.
Dan
gak lama Icha Chat lagi, tanya dimana
posisi gue sekarang. Gue pun langusng membalasnya, ngasih tahu dimana posisi
gue sekarang, dan gak lupa setelah itu gue beli dua minuman, satu buat gue
satunya buat Icha.
“Eh
dit!” suara cewek cempreng yang gue kenal menepuk pundak gue. Gue langsung
menoleh.
“Ehh,
Cha, cepet amat,” kata gue sambil melihat ke arah Icha, lalu pandangan gue
mengarah kepada seorang cowok tinggi di belakang Icha. “Siapa tuh?”
“Pacar
gue lah hehe,” kata Icha nyengir. Icha gak pernah cerita kalau dia udah jadian.
Dengan
perasaan kaget, gue pun mempersilahkan mereka duduk, lalu menyembunyikan dua
botol minuman tadi ke depan gue langsung. Cowok itu bernama Razi, lalu cowok
itu bilang ke Icha kalau mau beli minuman sama cemilan dulu. Si Icha menganggu
dengan senyuman sok unyu, gue yang melihat keadaan itu cuman bisa nyengir dan
juga ada perasaan yang mengganjal.
Layaknya
seorang sahabat baik, gue langsung kepoin Icha, tanya-tanya gimana sifat Razi.
Ya, ini baru sahabat, yang ditanya langsung ke poin penting.
Icha
langsung semangat ceritain tentang Razi, ternyata cowok itu orang baik-baik,
setelah Icha cerita cukup panjang, gue yang sudah kenal Icha lebih dulu
ketimbang Razi, sudah bisatahu kalau Icha senang dan bangga punya Razi.
Tapi
sayanganya Razi punya sifat yang kurang enak, posesif. Kata Icha tiap ketemu,
HP Icha selalu dicek, lalu diintrogasi kalau ada berhubungan sama cowok lain. Mendengar itu, gue langsung kasihan
dengan Icha. Beruntung PRP gak pernah kayak gitu.
Gak
lama Razi datang membawa dua botol minuman dan potato twister, gue melihat Icha dan pangeran barunya sangat mesra
dan senang. Gue yang lagi galau, merasa sirik sendiri dan karena gak pengin ada
yang terluka, gue menjauh dari mereka.
Ya,
ini sebuah realita kehidupan. Gue juga gak mau egois, memaksakan Icha gak boleh
pacaran dengan pangerannya, walau gue tahu, gue dan Icha bakalan jarang banget
berkomunikasi lagi seperti dulu. Layaknya
sahabat.
Tapi
disini lah justru letak persahabatan kami, saling memahami. Dan sekarang kami
sudah tidak berkomunikasi lagi. Alasanya karena sekarang kami sudah punya orang
yang selalu ada, dan kami coba mengerti sikap pasangan masing-masing.
Pantesan,
beberapa waktu lalu gue sempat SMS Icha tapi gak dibalas, lalu chat gue cuman
dibaca. Disini gue sadar, Icha bukan sombong atau balas dendam karena gue
selama ini terlalu sibuk dengan PRP, tapi karena Razi. Sikap posesif Razi buat
Icha risi sebenarnya, tapi justru dari sikap Razi yang kurang enak menurut gue
itu, hubungan mereka jadi langgeng.
Sekarang
sudah hampir satutahun mereka jadian. Dan walaupun posesif, Razi juga punya
sisi romantis, terbukti saat Icha ulangtahun, gue lihat akun Instagram Icha
penuh dengan foto kado pemberian Razi. Ada foto dimana Razi bawa kue ulangtahun
saat Icha masih selimutan di kamarnya.
Oya,
Cha, maaf tahun ini gue gak ngucapin selamat ulangtahun buat lo, gue bukan
lupa. Gue gak mungkin lupa, gak mungkin lupa sama sahabat terbaik yang pernah
gue punya. Hanya saja keadaan yang memang membuat kita kayak gini, ini pilihan
elo, pilihan lo yang emang lo impikan dari dulu, punya cowok kayak rexona dan
kayak mas-mas delivery KFC.
Tapi
gue berdo’a kok Cha waktu ulangtahun lo, beneran deh, demi uang limaputuh ribu
lo yang belum gue kembaliian #ApaIni.
Oya
gue ingat banget, waktu ulangtahun Icha 2012 lalu, waktu itu dia jomblo. Dan
sebagai sahabat yang baik, malamnya gue ngajak Icha makan di Kedai Bambu Merah
dekat rumah gue, tapi malam itu Icha cuman minta dibelikan cemilan, katanya gak
nafsu makan karena gak ada pacar dihari bahagia dia. Dan saat mau tengah malam,
Bokap dia telepon tba-tiba dengan nada kurang enak.
Gue
sempet takut dengar Bokapnya marah, tapi Icha justru santai, dan dia malah
merasa aneh, tumben dicariin. Di depan rumah Icha ada Bokapnya yang berkumis
tebal nungguin, gue sempet gugup banget, tapi gue berusaha tenang dan pamitan
dengan senyum mesum ke Bokappnya Icha, tapi anehnya muka Bokap Icha malah
asik-asik aja.
Sampai
rumah gue SMS Icha, gue mau bilang minta maaf karena udah ngajak dia pulang
malam, dan tanya apa dia dimarahin sama Bokapnya. Satujam berselang gak ada
balasa, gue galau tingkat lurah. Asli gue takut banget waktu itu, besoknya pagi
Icha langsung telepon.
“Cha, aduh tadi malam pasti
dimarahin ya?” tanya gue langsung saat menganggat telepon. Gue takut banget
kalau Icha kenapa-napa, tapi jawaban dia.
“Hahahaha….”
Malah
ketawa ngakak. Hmm…, dasar Chacing!!!
Icha
cerita ternyata malam itu dia dikerjain sama Bokapnya, dan saat masuk kamar,
ternyata dua orang teman dekatnya di SMA ngasih kejutan. Ya, salah satu
diantaranya ada Kety, sang mantan.
Hmm…,
seandainya lo ada di depan gue sekarang Cha, gue cuman mau bilang terimakasih
banget buat lo. Lo bukan cuman pendengar, penasehat, dan atm berjalan terbaik
gue, tapi lo juga sudah banyak banget menginsfirasi gue, baik di dunia nyata
ini, atau di dunia fiksi yang sering aip dan kejelekan lo gue ceritain beberapa
kali disini. Lo sahabat yang terbaik Cha…. *tisu mana tisu*
Dan,
waktu buka puasa bersama kemarin, gue banyak ditanyain anak-anak, tumben banget
gak berdua sama lo lagi. Dan, buka puasa tahun ini bukannya gue gak ngundang
lo. Gue udah coba, cari kontak lo tapi gak nemu, gue juga bolak-balik depan
rumah lo, tapi gak liat ada motor lo lagi. Kenapa gue gak masuk ke rumah lo dan
tanya? Karena gue tahu lo udah pindah, gue tahu semua kebiasa-kebiasaan lo yang
mungkin pacar lo sendiri gak tahu Chacinggg, hahahaa…
****
Saat gue
menulis ini, gue cuman mau jujur dengan apa yang gue rasakan selama ini tentang
sahabat. Kalau sejatinya, gak ada best friend forever, karena pada hakikatnya sahabat akan tergantikan dengan orang yang selalu ada, pacar misalnya.
Tapi menurut gue:
sahabat
sejati adalah sahabat yang pada akhirnya harus saling memahami.
Setuju?
****
BONUS
emang lebih baik punya satu sahabat tapi saling memahami bang daripada seribu sahabat yang ngakunya doang sahabat
ReplyDeleteuhuk pengalaman ya...
DeleteHahahaha ngerti banget dit sama icha. Kalo pas lagi ada pacar ada beberapa cewek yang gak lagi bisa dekat sama sahabat2 cowoknya *nunjuk diri sendiri*
ReplyDeleteBtw itu ada typo bikin ngakak dit,
" di SMA Sabillal, katanya biar gue bisa move on. Namanya Kety, cowok yang tomboy yang manis" diiiit kamu pacaran sama cowooook? :p
visit My Little Cream Button • | instagram •
Nah kan bener hihi emang susah sahabatan cowok sama cewek kalau udah punya pasangan masing-masing ya kak hmm...
Deleteyaelah sempet kebaca lagi -___________-"
udah di update kak bahahaha x))
Uh. Gue baca sampe abis. Kalian keren. :))
ReplyDeleteJarang banget ada yang begini meski... yah... harus saling memahami.
begitulah mas :')
Deletesusah emang kalau sahabatan beda gender gini
dan gue juga kehilangan 2 shabat cowok gue krna yg namanya cinta. gue emang jdian sma slah 1 dr mreka. tp jujur, gue kangen saat bertiga dulu #curcol.
ReplyDeletetp kisah lo, so nice
terus gimana kalau ngumpul bertiga? rada susah gak *kepo*
Deletemakasih yaa :D
Kalau sekarang sahabatan sama cowok juga susah..ntar di kira homo lagi :-D
ReplyDeletenah kan, korban pinannya nih x))
Deletegilee panjang banget!
ReplyDeleteapanya yang panjang om?
Deletewow dit, ini sedih beneran sedih, dan sempet tebak-menebak akan ada apakah di akhir postingan, yah ternyata begitu :')
ReplyDeletebtw sekarang udah balik lagi ke "gue" ya, "ulun" nya mana? atau terbawa suasana? :p hehehe
hhe begitulah, endinngnya agak merinding ya?
Deletehaha iya nih kebawa suasana, sama juga kalau pakai bahasa banjar dipostingan ini rada lucu :p
Haha gue juga punya sahabat yg (hampir) hilang. Cuma namanya bukan Ica. Dulu sahabat gue temen SD, dan sekarang baru ketemu lagi pas SMA.
ReplyDeleteAsik ya gak jadi hilang :')
Deletepanjang ya hehe
ReplyDeleteaku juga punya sahabat cowok, masih komunikasi kok sampai sekarang, dan untungnya pasangan masing-masing ngerti persahabatan kami hehe
udah dari kelas 2 smp sahabatan sama dia, ya gitu deh :D
nice post
soka yg panjang kan? #apaini
Deleteasik yaa kalau maish bisa komunikasi lancar, jadi iri nih.
iyaa makasih yaa
hahahh nice post ,punya sahabat cewek itu kadang lebih enak juga ahahha
ReplyDeletebtw ica kemana sih ? *kepo
apalagi buat di peluk #eh
Deleteentahlah mungkin lagi nyari kulit manggis
Terkadang cinta mampu mengalahkan segalanya, termasuk sahabat huhuhuhu
ReplyDeleteTidak bisa membayangkan bagaimana perasaan ka Adit waktu udah beli minuman. Dan ternyata ka Icha datang sama cowoknya. Kesel sih iya, tapi mencoba mengerti dengan keadaan :D
Semoga nanti bisa ketemu lagi sama ka Icha, yang namanya sahabat itu nggak bisa dong pupus ditengah jalan. Justru sahabatan itu untuk selamanya, meski pun masing-masing udah punya kesibukan masing-masing. Tapi tetap bisa sahabatankan? *apaan coba*
ada yang curhat *uhuk*
DeleteAmin haha mudahan bisa ketemuan lagi nah :')
gue mending kehilangan Followers daripada harus Sahabat
ReplyDeleteasekkkk x))
DeleteSetuju bro, aduh pokoknya sahabat itu bisa kita anggap keluarga sendiri dah :')
ReplyDeleteiya, kalau udah lama deket rasanya dia kayak keluarga sendiri
Deletenjir sweet banget persahabatan lu, gue doain semoga icha bisa kedampar kerumah lu sob, atau minimal undangan pernikahannya *eh
ReplyDeletehaha Amin :D
DeleteIcha kayak gimana sih tampangnya? :p
ReplyDeletehaha penasaran banget dari kemarin ini x))
Deleteentar kasih tahu deh mas hhe
Punya nih gue sahabat cewek juga..
ReplyDeleteyang namanya teman kalau udah dekat kayak keluarga sendiri tepatnya udah kayak adek kakak,..
ReplyDeleteAh, jadi kangen 2 sahabat cowo pas SD trs kangen 2 sahabat cowo dan 1 sahabat cewe pas SMP. Udah berapa bulan ya gaketemuuu....
ReplyDelete#KemudianCurhat.
Pingin deh punya sahabat beda gender juga.
ReplyDelete