Akibat Terlalu Yakin

Jumat kemarin benar-benar nyesek, setelah sebulan sebelumnya, gue sempet ikut tes masuk kuliah. Sebelum gue membuka website info penerimaan siswa baru, yang gue dapet dari followers gue di twitter, gue sudah menyiapkan mental. Apapun yang terjadi gue harus menerimanya dengan lapang dada. Perlahan gue menunggu loading website info penerimaan siswa baru itu, lalu mengambil kartu ujian gue, dan mengetik kode nomer tes gue kemarin. Sebelum menekan  tombol enter, perasaan gue udah gak enak. Dan benar saja ini hasilnya….



Nyesek? IYA, PAKAI BANGET MALAH.  Ini adalah yang ketiga kalinya kegagaln gue dibidang pendidikan. Setelah waktu esempe gue tidak masuk sekolah favorit, begitu juga waktu masuk esema yang gue pengen, hasilnya sama TIDAK DITERIMA.Tapi waktu itu gue biasa-biasa aja, entah kenapa rasanya kegagalan kali ini lain rasanya.


Gue sempet jadi batu di depan layer notebook, ya padahal gue sendiri juga tahu hasilnya akan seperti ini. Gimana gak, kemarin waktu tes dari 240 soal, gue jawab gak nyampe setengahnya, dan bagusnya waktu yang gue punya kemarin tidak gue manfaatin untuk baca-baca. Gue mencoba untuk tenang dan menerima kenyataan. Perlahan-lahan gue mencari dimana penyebab ini, bukan, gue bukan mencari penyebab kegagaln gue dimana, karena gue udah tahu itu. Tapi yang gue cari adalah penyebab nyesek ini kenapa?

Saat sudah tahu kalau gue dinyatakan tidak lulus, seperti biasa yang gue lakukan: Pikiran gue jadi suka kemana-mana, gue jadi berfikir bakalan kerja dulu, dan kuliah tahun depan sesuai apa yang diinginkan keluarga gue, tapi gue takut kerja. Takut seperti temen-temen gue, yang niatnya pengen kuliah kerja, eh malah keterusan kerja dan gak pengen lagi kuliah. Alasanya sederhana, karena sudah ngerasaiin dapet gajih yang besar. Bagi mereka buat apa kuliah, kalau sekarang udah bisa nyari duit, bukannya kuliah itu juga UUD (ujung-ujungnya duit) lagian kan kuliah = ngabisin duit.

Mungkin pikiran itu berlaku bagi mereka, tapi tidak buat gue. Gue punya mimpi, gue punya cita-cita, gue masih punya banyak hutang janji yang harus gue lunasin pada diri gue sendiri.  Walaupun kenyataanya gue sekarang sedang kerja, tapi niat ini cuman buat sementara nunggu sampai gue masuk kuliah. Tapi kenyataannya sekarang gue TIDAK DITERIMA di kampus yang gue inginkan.

Layaknya orang yang putus’asa, gue mencoba melampiaskan kegalauan ini di twitter gue, lalu hasilnya seperti bisa. Gak ada  satupun followers yang kasian, yang ngetawain alhamdullilah sepuluh orang lebih -______________-” *ngenyott autan*

Ibarat mendapatkan es krim di bulan, lalu followers gue yang tadi ngasih tahu tentang website info penerimaan siswa baru, ngasih tahu kalau masih ada gelombang kedua. Mendadak idung gue langsung mekar, kenapa gak kepkiran ya...
****

Hari itu juga, setelah selesai sholat jumat, gue langsung pergi ke kampus yang sebelumnya udah nolak gue. Gue pergi ke tempat pengambilan formulir. Setelah itu gue diminta untuk mentransfer sejumblah uang melalui rekening salah satu Bank yang sudah tersedia di kampus tersebut. Dengan rasa tidak sabar, gue langsung mendatangi Bank tersebut, tapi sialnya Bank itu masih tutup.

Waktu itu yang ngantri masih sedikit, tapi lama kelamaan makin banyak yang datang. Masing-masing di tangan mereka memegang formulir yang sama kayak punya gue. Karen gak mau antrian semakin panjang, gue lalu bergegas ambil antrian yang paling pendek dari dua loket yang tersedia. Dengan sabar gue rela berdiri lama-lama ngantri demi ikut gelombang ke dua ini.

Orang-orang yang mengantri dideretan gue, menaruh formulir mereka di atas meja loket tersebut, sehingga meja loket penuh dengan kertas. Karena gue gak mau ngantri lebih lama, gue manaruh formulir gue di bagian paling atas, biar kalau keluar emba-emba penjaga loketnya, formulir gue yang diambil duluan. Ahh gue emang cerdas.

Saat gue mau menaruh formulir, ada yang janggal di tumpukan formulir itu. Cuman formulir gue yang gak pake nama dan nomer peserta. Awalnya gue kira ini cuman perlu diisi sendiri, tapi yang gue bingung, dapetin nomer pesertanya dimana? Gue lalu bertanya kepada antrian di depan gue yang mukanya agak tua’an dari gue.

”Maaf kak...” kata gue karena merasa dia lebih tua, ”Kalau boleh tau dapetin nomer peserta ini dimana ya?”

Orang itu memperhatikan gue dari ujung kuku kaki, sampai ujung selangkangan. MAMPUS GUE.

”Kamu mahasiswa baru, atau lama?”

”Saya mau ikut gelombang ke dua ka,”

Orang itu sedikit kaget saat gue menjelaskan.

”Kamu salah loket, disini loket antrian buat bayar semesteran.”

KRIK...

Pantesan mukanya fosil kampus.
Gue cuman bisa nyengir menahan malu. Ternyata gue salah loket. Gue lalu menjauh dari kumpulan fosil-fosil kampus tersebut dan bergegas mendatangi loket yang benar. Sayangnya ini tidak sesui yang gue harapkan, loket antrian pendaftaran gelombang ke dua sangat panjang, gak jauh beda sama antri BBM.

Akhirnya gue memutuskan untuk ke tempat kerjaan aja, dan berniat senin akan balik lagi kesini, karena hari sabtu Bank tutup.

****

Senin pagi gue bangun lebih awal dari biasanya, karena setelah lulus dari SMK, gue udah gak pernah lagi bangun seperti ini. Hari ini gue berniat kembali ke kampus itu lagi untuk daftar tes gelombang ke dua, dengan antrian paling depan. Dengan semangat yang terlalu menggebu gue bangun pukul empat subuh, dan langsung mandi. Hasilnya gue malah masuk angin.
              
 Saat tiba di depan Bank, ternyata sudah ada delapan orang yang mengantri.

”Buset jam berapa mereka datang.” batin gue.

Waktu itu antrian loket cuman satu barisan, gue yakin banget ini pasti antrian buat ikut gelombang ke dua. Gue langsung ambil antrian dan mengeluarkan formulir yang sudah gue ambil beberapa hari yang lalu. Gue juga melihat orang yang mengantri bawa formulir kosong, dan mereka membawa sejumblah uang, ini gak mungkin salah lagi.

Hampir satu jam berlalu, gue berdiri diantara antrian yang makin memanjang ini. Sialnya sudah pukul sembilan tapi belum juga buka. Sampai akhirnya sebuah mobil hitam masuk ke area parkiran Bank tersebut, lalu keluar emba-emba berkerudung dan seorang satpam, mereka membuka Bank. Ahh akhirnya yang ditunggu datang. Gue lalu mengeluarkan formulir dan sejumblah uang dari balik tas ransel kecil gue. Tiba-tiba seorang cewek menyelip antrian dan menedekati salah satu temannya yang sedang mengantri, entah apa yang mereka bicarakan, mendadak cewek itu bersuara nyaring saat temannya komat kamit.

”HAAH?! APA...” jengjeng... drama. ”Ahh aku udah semester sembilan yaaa ternyata.”

”Sssttttt!!!” suara dari para antrian, perasaan gue jadi gak enak. Lalu ada salah satu cowok yang bicara.

”Jangan keras-keras, malu kita kedengeran sama mahasiswa baru.”

Hening...

”Siswa yang mau daftar gelombang ke dua silahkan langsung masuk ruangan ya.” kata seorang Satpam yang tubuhnya besar sambil menunjukkan satu ruangan.

Kadal bunting, kecoa ngesot. Ternyata lagi-lagi gue salah antrian. Gue langsung menggondok #Halah

Gue bergegas ingin pergi dari antrian itu, tapi saat gue mau beranjak tiba-tiba ada seorang anak cowok bertanya sambil menatap gue dengen kebingungan.

”Mau kemana bro...” katanya dengan suara yang seperti orang mabuk. ”Santai aja, entar antrian lo diambil orang noh.”

”Maa~maaf kakak...” kata gue pelan. ”Saya mahasiswa baru, salah antrian.”

Gue ngiprit menjauh dari kumpulan fosil-fosil kampus itu secepatnya, dan salah satu fosil kampus yang negur tadi, sempet kaget saat gue menjelaskan kalau gue salah antrian. Tapi yang janggal dari itu semua, kenapa satupun diantara merek gak ada yang sadar kalau muka gue masih polos gini, gak sama kayak mereka para fosil kampus. Atau... apa muka gue emang udah menua ya?

****

Setelah selesai mentransfer sejumblah uang untuk ikut tes gelombang ke dua, gue buru-buru pergi ke ruangan tempat pengambilan kartu ujian calon mahasiswa gelombang ke dua. Disana sudah banyak calon-calon mahasiswa yang datang, sebagaian ada yang mau ngambil kartu tes dan sebagian lagi ada yang daftar ulang. Saat satu loket sedang nganggur, gue buru-buru kesana dan berniat mengambil kartu tes gelombang ke dua.

                ”Assalamualaikum bu...” kata gue .

                ”Walaikumsallam, eh mau apa kamu?” kata Ibu muda itu kebingungan, gue jadi ikutan bingung.

                ”Uhm, ini bu saya mau ngambil kartu peserta tes gelombang ke dua,” gue menaruh kuitansi bukti pentransferan sejumblah uang di Bank tadi.

                ”Loh emang kamu gak lulus? Kamu temannya fauzi yang kemarin daftar gelombang pertama kan?”

                ”Iya bu, saya baru aja cek di website-nya kemarin dan saya gak lulus.”

                ”Tunggu dulu tunggu, perasaan kamu lulus deh apa saya salah lihat.”

                ”Saya gak lulus bu.”

                ”Coba kamu kesini sebentar, ikuti saya.”

Ibu muda itu lalu membawa gue keluar kantor dan menuntun gue ke jalan yang benar papan pengumuman yang terdapat di depan kantor itu juga.

                ”Namaa kamu Adittya Imansyah kan?”

                ”Iya ibu benar, ” *kasih 50rb*

                ”Nih liat bener gak nama kamu, samakan dengan nomer peserta ujian tes gelombang pertama kemarin.”

Gue melihat namanya dan itu memang benar nama gue, tapi ”T” nya cuman satu Aditya Imansyah, sedangkan gue double ”T”. Gue lalu mengeluarkan kartu peserta ujian gelombang pertama kemarin untuk mencek nomer pesertanya. Pelan-pelan gue lihat, gue samakan dengan yang ada.

Tiba-tiba gue meneteskan air mata ”SAYA LULUS IBU SAYA LULUS, YA ALLAH SAYA LULUS.” 
*tisu mana tisu*

Gue benar-benar gak percaya kalau gue akhirnya bisa lulus, gue sempat mengira ini adalah mimpi.

                ”Ibu apa ini mimpi?” kata gue dengan Ibu muda tadi.

                ”Kamu mau saya pukul pakai palu atau kayu?”

                ”Eh gak jadi hhe”

****

Saat Adzan Magrib berkumandang mengisi telinga gue yang kosong, gue mulai mendapatkan pencerahan. Dan letak penyebab rasa nyesek ini: karena sebuh harapan yang berlebihan. Sebelum mengikuti tes, gue udah berani yakin kalau gue PASTI lulus.  Keyakinan itu membuat gue terlalu berharap kalau gue pasti lulus, tapi Tuhan berkata lain. Ya walaupun akhirnya gue bisa lulus juga. Kejadian hari ini membuat gue untuk tidak terlalu berharap dengan sesuatu yang pasti, karena manusia hanya bisa berencana dan Tuhan lah penentunya.
Dan gue juga gak lupa mengucapkan, terimakasih untuk orang-orang yang sudah mendoakan gue untuk bisa lulus tes dan masuk di kampus yang gue inginkan. :D

Comments

  1. Allhamdulillah ya Dit, lain kali lebih telitiiiiiii lagi supaya gak malah cape sendiri ;) ciyeeee mahasiswa :D

    ReplyDelete
  2. Selamat Ya kawan atas kelulusannya

    ReplyDelete
  3. Jadi ikut terharu membaca ceritanya, selamat ya

    ReplyDelete
  4. Memang terkadang kalo sistem Online, kalo pas websitenya lagi eror data yg dihasilkan kurang akurat

    ReplyDelete
  5. bener bang, temen-temen gue juga yang udah ngerasain dapet uang malah ga mau kuliah lagi.

    jadi mahasiswa nih ceritanya :)

    ReplyDelete
  6. ecieee mahasiswa baru ;)
    selamat berjuang ya!

    ReplyDelete
  7. Jadi kuliah dimana dit ??

    Jadi IAIN kah,,,,

    ReplyDelete
  8. eh ngemeng-ngemeng duit transfer buat tes gelombang kedua gimana? diikhlasin? wah sayang banget XD

    kasihan yang mukanya udah kelihatan tua.. kemaren gue malah bengong disangka mahasiswa baru yang mau daftar ospek, jelas-jelas gue udah 1 tahun kuliah.. *alhamdulilah muka muda*

    ReplyDelete
  9. @retno cape sih iya, tapi asik rasanya :D

    @omazis makasih banya om :)

    @bayu hha iya nih sttus jadi: maba. moga2 gak jadi: mapala.

    @siti kita MABA sitt :D hha

    @ayed alhamdullilah ye hhe menuruni bgyan km nah aku

    @adeayu memuji diri sendiri nihhh

    ReplyDelete
  10. hohoho.. eh itu uang daftar tes gelombang kedua gimana kabarnya? >_< kan sayang

    ReplyDelete
  11. Wah, selamat, Adit :)
    Ikut seneng ujung2nya ternyata kmu LULUS..
    Calon da'i brarti, y ^^?

    ReplyDelete
  12. mahasiswa berat bang, ga seindah yang kayak di FTV yang cewek-ceweknya make tanktop :)

    templatenya keren nih? bikin sendiri? thanks ya tutorial bikin teksnya, sukses gue praktekin jadi header blog gue XD

    ReplyDelete
  13. selamet ya akhirnya adi mahasiswa jg , kunjungan pertama nih hehe ..
    kalo saya sih kuliah sambil kerja .
    sukses trus ya gan :)

    ReplyDelete
  14. bhahahahahahahahahahahahak.....sumpah nggak tau ini cerita mengaharukan,menyenangkan,komedi,apa gimana??
    udah segitunya ternyata cuma perkara hurup "T"??????

    tapi alhamdulillah ya kalo lulus,semoga kedepannya lancar :)

    ReplyDelete
  15. @kaayu diikhlasin yg penting lulus xD

    @fibi yahh ==" da'i yaa. amin aja dehh aminnn

    @bayu insyallah gak berat selama yg ada niat yg bener *mendadak alim* hha iya sama2. iya buat sendiri...

    @heni pengen sih kuliah+kerja tapi liat2 sks dulu #ettsshhhbahasanya

    @septi aminn aminn aminnnn :D

    ReplyDelete
  16. Kalo gw setuju sm tmen2 lo sob, kalau emang udah kerja n gajinya gede mending ga kuliah :) tp disini posisi gw gapernah kerja n musti nyari ilmu dulu T.T *curhat

    Salam kenal sob :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga sob :D

      nyari ilmu tapi juga harus sambil cari uang sendiri kayaknya bgus ya :p

      Delete
    2. dari pengalaman temen gue. kenyataan susah banget kalo ngejalanin keduanya sob, pasti kuliah terbengkalai -_____-

      Delete
  17. iya bener banget, kuliah aja dulu, baru kerja. seperti yang ente bilang, biasanya orang-orang bakal berubah pikiran pas udah ngerasain dapet duit dari kerja :D

    ReplyDelete
  18. selamat ya Dit. kuliah di jurusan apa sekarang?

    Btw, segera urus nama kamu yg salah eja di kampus barumu itu ya. kalo gak bakal repot, bisa terbawa ke ijazah nanti.

    selamat sekali lagi :)

    ReplyDelete
  19. asikk,ada mahasiswa baru,
    ospek ah...*senior kejam*
    btw selamay yaa..

    ReplyDelete
  20. selamat ya bang.......
    jd mahasiswa akhirnya...
    hal yg tak pernah aq bisa harapkan lagi...
    :P

    ReplyDelete
  21. daripada ngenyot autan, lebih baik ngenyot susunya Jupe... #eh

    Btw untung gue udah lulus, kalo ga gue bakal dongkol abis dibilang fosil kampus... -_-

    ReplyDelete
  22. @yus elu banget yahh

    @ombrad KPI-TI om hhe iya nih secepatnya saya urus makasih atas pemberitahuannya :D

    @vye etss nakal ya

    @dihas nah kan bisa kuliah lagi elo nya

    @masiman uhuk2 ngerasa uhukk

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima Kasih sudah membaca dan berkunjung, mari berkenalan : Profile Penulis